KEMBARAN, BANYUMAS – Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di dunia pendidikan, khususnya di sekolah-sekolah yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas saat ini memang belum optimal. Masih banyak Guru, karyawan Tata Usaha (TU) dan bahkan Kepala Sekolah yang belum memahami maksud utama dari pemanfaatan TIK untuk mendukung pendidikan, proses belajar mengajar di sekolah khususnya.
Hal tersebut kemudian mendasari SMK Maarif NU 1 Kembaran, salah satu sekolah kejuruan yang terletak di wilayah perbatasan kabupaten Banyumas dan Purbalingga, mengadakan workshop “pemanfaatan TIK untuk pembelajaran di sekolah” pada hari Sabtu, 10 Mei 2014.
Acara tersebut diikuti perwakilan siswa dan guru SMK Maarif NU 1 Kembaran serta perwakilan Guru TIK dan staf TU dari beberapa sekolah seperti SMPN 3 Sokaraja, SMPN 3 Sumbang, SMPN 4 Sumbang dan SMPN 1 Padamara, kabupaten Purbalingga.
Soepriyanto, salah satu Relawan TIK Banyumas, didapuk menjadi pembicara dalam acara tersebut. Dimulai dengan pemaparan teknis terkait dengan internet, domain dan website sekolah. Para peserta sangat antusias, terlebih ketika mengetahui bahwa website sekolah tidak hanya menjadi semacam papan pengumuman statis yang jarang diperbarui informasinya, tetapi justru dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.
“Website itu rumah kita, rumah di internet. Kalau informasinya jarang diperbarui dan tidak digunakan untuk kegiatan belajar, maka rumah kita akan jadi rumah angker, serem.. kan ga asik buat siswa untuk mengunjunginya, apalagi orang lain diluar sekolah” ujar Soep penuh semangat.
Para peserta kemudian diajak untuk mencoba menggunakan aplikasi cloud seperti Google Docs, Drive dan layanan social media Google Plus. Kebanyakan dari peserta adalah pengguna layanan surel Yahoo! karena itu mereka baru pertama kali menggunakan layanan surel Gmail, dan terkesan dengan kemudahan berbagai aplikasi keren dan gratis dari Google itu.
“Kami biasanya pakai email yahoo, hanya bisa buat kirim email dan chatting saja. Baru tahu kalau email Gmail bisa juga buat nulis dokumen, dan bisa nulis rame-rame di satu dokumen bersamaan.. ini keren banget” ujar Fajar, salah seorang Guru dari SMPN 3 Sokaraja.
Beberapa sekolah memang sudah memiliki website sekolah. Ada pula yang pernah memiliki website sekolah tetapi tidak diperpanjang karena biayanya yang cukup mahal, hingga Rp 12 juta. Meskipun demikian, sebenarnya para peserta faham betul bahwa TIK bisa berperan penting bagi kegiatan belajar di Sekolah.
“Kalau Sekolah kami pakai blog wordpress, sudah lama sejak tahun 2012, tapi tidak pernah diisi lagi karena sibuk mengajar dan tidak ada yang mau mengisi” ujar Fitri, Guru TIK SMPN 3 Sumbang yang telah berinisiatif mendaftarkan blog wordpress untuk Sekolahnya.
Sementara itu, ada pula sekolah yang curhat soal kebijakan Kepala Sekolah yang menjadi penyebab pemanfaatan TIK di sekolah belum optimal.
“Sekarang kepsek bisa setahun dua tahun ganti, kebijakannya juga berubah, boro-boro buat internet, komputer ruasak aja sering terbengkalai karena kepseknya kurang penduli mas” ujar salah seorang Guru yang tidak ingin disebut identitasnya.
Setelah istirahat dan makan siang bersama, para peserta kemudian ngobrol santai dengan pembicara dan panitia, yang kemudian melahirkan kesepakatan bersama bahwa kegiatan tersebut harus dilanjutkan secara bergantian di sekolah-sekolah lain, agar pengetahuan ini bisa bermanfaat secara lebih luas lagi.
“Prinsipnya kami mendukung, untuk sekolah yang belum punya akses internet, kami akan membuat akses internet selama acara, gratis.. tak usah bayar” ujar Willy, perwakilan PT. Sekawan Global Komunika.
Diakhir acara, Relawan TIK Banyumas juga membagikan buku “Internet Sehat” kepada para peserta, agar dapat diperbanyak di masing-masing sekolah. Untuk sekolah yang belum memiliki website, Relawan TIK Banyumas juga membantu mendaftarkan domain “sch.id”, shared hosting gratis selama 6 bulan lengkap dengan website sekolah berbasis content management system wordpress. (s3)